Supervisi Pendidikan : KEPALA SEKOLAH SEBAGAI ADMINISTRATOR DAN SUPERVISOR



Tugas Kelompok 10
KEPALA SEKOLAH SEBAGAI ADMINISTRATOR DAN SUPERVISOR
(Tugas Mata Pelajaran Supervisi Pendidikan)
DOSEN PEMBIMBING :   Dr. H. SUBANDI, MM

DISUSUN OLEH :
SITI NUR HIDAYAH                      1411030265
VEZI RAHMAN                               1411030271

FAK/JUR/SMT/KLS : TARBIYAH/MPI/3/E



Logo_IAIN_Raden_Intan_Bandar_Lampung.jpg
 







INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI RADEN INTAN LAMPUNG
FAKULTAS TARBIYAH DAN KEGURUAN
Logo_IAIN_Raden_Intan_Bandar_Lampung.jpgLogo_IAIN_Raden_Intan_Bandar_Lampung.jpg2015
KATA PENGANTAR

Bismillahirrohmanirrohim
Assalamualaikum warahmatullahi wabarokatuh
Puji syukur atas kehadirat Allah Subhanahu Wata’ala, atas rahmat, hidayah dan ridho-Nya, penyusun dapat menyelesaikan tugas makalah ini yang membahas tentang Kepala Sekolah sebagai Administrator dan Supervisor.
Tak lupa juga kami berterima kasih kepada :
1)      Bapak Dr. H. Subandi, MM., selaku dosen mata kuliah Supervisi Pendidikan.
2)      Kepada kedua orang tua kami yang selalu mendoakan dan mendukung kami.
3)      Dan kepada rekan-rekan yang telah membantu kami dalam menyelesaikan tugas makalah ini .
Muatan makalah ini masih jauh dari kesempurnaan. Oleh sebab itu, penyusun  sangat mengharapkan saran dan kritik yang membangun. Penyusun mengharapkan pula kiranya makalah ini dapat bermanfaat,  khususnya di jurusan Manajemen Pendidikan Islam.
Terimakasih                            
Wassalamualaikum warahmartullahi wabarokatuh

                                                                  Bandar Lampung, Desember 2015
                                                           
                                                                        Penyusun
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL......................................................................................................... i
KATA PENGANTAR...................................................................................................... ii
DAFTAR ISI..................................................................................................................... iii
BAB I PENDAHULUAN................................................................................................. 1
A.    Latar Belakang...................................................................................................... 1
B.     Rumusan Masalah................................................................................................. 1
C.    Tujuan Makalah.................................................................................................... 1
BAB II PEMBAHASAN.................................................................................................. 2
A.    Kepala Sekolah sebagai Administrator............................................................... 2
B.     Fungsi-Fungsi Pokok Operasional Sekolah......................................................... 6
C.    Kepala Sekolah sebagai Supervisor..................................................................... 6
BAB III PENUTUP.......................................................................................................... 13
A.    Kesimpulan............................................................................................................ 13
DAFTAR PUSTAKA....................................................................................................... 14


BAB II
PENDAHULUAN

A.    Latar Belakang
            Supervisi ialah aktivitas pembinaan yang direncanakan untuk membantu para guru dan pegawai sekolah lainnya dalam melakukan pekerjaan mereka secara efektif. Fungsi pengawasan atau supervisi dalam pendidikan bukan hanya sekedar kontrol melihat apakah segala kegiatan telah dilaksanakan sesuai dengan rencana atau program yang telah digariskan, tetapi lebih dari itu. Salah satunya adalah supervisi yang dilakukan oleh kepala sekolah sebagai administrator dan juga supervisor sekolah yang akan dijelaskan dalam makalah berikut ini.
Untuk dapat melaksanakan tugasnya dengan baik, kepala sekolah hendaknya memahami, menguasai, dan mampu melaksakan kegiatan-kegiatan yang berkenaan dengan fungsinya sebagai administrator pendidikan. Kepala sekolah sebagai supervisor juga memiliki pembagian tugas dan tanggungjawab, prinsip dan faktor yang mempengaruhinya, serta teknik-teknik supervisi.

B.     Rumusan Masalah
1.      Apa sajakah peran kepala sekolah dalam administrasi pendidikan?
2.      Apa sajakah peran kepala sekolah sebagai supervisor?

C.    Tujuan Makalah
Menjelaskan dan memaparkan apa saja fungsi dan peran kepala sekolah dalam administrasi pendidikan dan sebagai supervisor pendidikan.


BAB II
PEMBAHASAN

A.    Kepala Sekolah sebagai Administrator
Kepala sekolah sebagai administrator pendidikan bertanggung jawab terhadap kelancaran pelaksanaan pendidikan dan pengajaran di sekolahnya. Oleh karena itu untuk dapat melaksanakan tugasnya dengan baik, kepala sekolah hendaknya memahami, menguasai, dan mampu melaksakan kegiatan-kegiatan yang berkenaan dengan fungsinya sebagai administrator pendidikan.
Kegiatan administrasi di dalamnya mengandung fungsi-fungsi perencanaan, pengorganisasian, pengoordinasian, pengawasan, kepegawaian, dan pembiayaan. Kepala sekolah hendaknya mampu mengaplikasikannya dalam pengelolaan sekolah yang dipimpinnya.[1]
  1. Membuat Perencanaan
Perencanaan merupakan fungsi utama yang menjadi tanggung jawab kepala sekolah. Perencanaan merupaka syarat mutlak bagi setiap organisasi atau lembaga bagi setiap kegiatan kelompok atau individu. Tanpa perencaan (planning, pelaksanaan suatu kegiatan akan mengalami kesulitan atau bahkan kegagalan.
Oleh sebab itu kepala sekolah paling tidak membuat rencana tahunan. Setiap tahun menjelang tahun ajaran baru sekolah menyusun rencana yang akan dilaksanakan tahun berikutnya. Sesuai dengan ruang lingkup administrasi sekolah, maka rencana atau program tahunan hendaklah mencakup bidang-bidang berikut:
a)      Program pengajaran, seperti pembagian tugas mengajar, sistem penilaian hasil belajar, dan lain-lain.
b)      Kesiswaan atau kemuridan, antara lain syarat-syarat dan prosedur penerimaan murid baru, pengelompokan siswa dan pembagian kelas, dan sebagainya.
c)      Kepegawaian, seperti penerimaan dan penempatan gutu atau pegawai baru, pembagian tugas/ pekerjaan guru dan pegawai sekolah, dan sebagainya.
d)     Keuangan, yang mencangkup pengadaan dan pengelolaan keuangan untuk berbagai kegiatan yang telah direncanakan, baik uang yang berasal dari pemerintah, atau dari POMG atau BP#, atau dari sumber lainnya.
e)      Perlengkapan, yang meliputi perbaikan atau rehabilitasi gedung sekolah, penambahan ruang kelas, penambahan atau pengadaan bangku murid, dan sebagainya.
Dalam penyusunan rencana ini hendaknya guru dan pegawai diikutsertakan, untuk membantu pemikiran dan ide-ide atau pemcahan masalah yang mungkin tidak terpikirkan oleh kepala sekolah. Dengan begitu juga, guru dan pegawai sekolah akan merasa bertanggung jawab dalam melaksanakan kegiatan yang telah mereka rencanakan dan sepakati bersama.
  1. Menyusun Organisasi Sekolah
Organisasi merupakan fungsi administrasi dan manajemen yang penting. Organisasi dapat dipandang sebagai wadah atau struktur dan sebagai proses. Sebagai wadah yakni tempat kegiatan-kegiatan administrasi itu dilaksanakan, dan sebagai proses yakni organisasi merupakan kegiatan-kegiatan atau menyusun dan menetapkan hubungan antar personel. Kewajiban, wewenang, dan tanggung jawab masing-masing bagian atau personel yang termasuk di dalam organisasi itu disusun dan ditetapkan menjadi pola-pola kegiatan yang tertuju kepada tercapainya tujuan-tujuan yang telah di terapkan.
Kepala  sekolah sebagai administrator pendidikan perlu menyusun organisasi sekolahnya, yang perlu diperhatikan prinsip-prinsipnya yakni:
a)      Mempunyai tujuan yang jelas.
b)      Para anggota menerima dan memahami tujuan tersebut.
c)      Adanya kesatuan arah sehingga dapat menimabulkan kesatuan tindakan, kesatuan pikiran, dan sebagainya.
d)     Adanya kesatuan perintah (unity of command); para bawahan/ anggota hanya mempunyai seorang atasan langsung, dan dari padanya ia  menerima perintah atau bimbingan, serta serta kepadanya ia harus mempertanggung jawabkan pekerjaannya.
e)      Adanya keseimbangan antara wewenang dan tanggung jawab seseorang di dalam organisasi itu. Sebab, tidak adanya keseimbangan tersebut akan memudah kan timbunlnya hal-hal yang tidak diinginkan, seperti:
1)      Jika wewenang lebih besar dari pada tanggung jawab, mudah menimbulkan penyalah gunaan wewenang.
2)      Jika tanggung jawab lebih besar dari wewenang, mudah menimbulkan banyak  kemacetan, merasa tidak aman atau ragu-ragu dalam tindakan.
f)       Adanya pembagian tugas pekerjaan  yang sesuai dengan kemampuan, keahlian, dan atau bakat masing-masing.
g)      Struktur organisasi hendaknya disusun sederhana, sesuai dengan kebutuhan koordinasi, pengawasan, dan pengendalian.
h)      Pola organisasi, hendaknya relative permanen. Artinya meskipun strukturnorganisasi dapat dan memang harus diubah sesuai dengan tuntutan perkembangan, fleksibilitas dalam penyesuaian itu jangan bersifat prinsip. Oleh karena itu, pola dasar struktur organisasi perlu dibuat sedemikian rupa sehingga sedapat mungkin permanen.
i)        Adanya jaminan keamanan dalam bekerja (security of tenure); bawahan atau anggota tidak merasa gelisah karena takut dipecat, ditindak sewenang-wenang, dan sebagainya.
j)        Garis-garis kekuasaan dan tanggung jawab serta hierarki tat kerjanya jelas tergambar di dalam struktur atau bahan organisasi.


  1. Bertindak Sebagai Koordinator dan Pengarah
Adanya bermacam-macam tugas dan pekerjaan yang dilakukan dalam struktur organisasi sekolah memerlukan koordinasi serta pengarahan dari pemimpin sekolah. Adanya koordinasi  serta pengarahan yang baik serta berkelanjutan dapat menghindarkan kemungkinan terjadinya persaingan yang tidak sehat atar bagian atau antar personel sekolah, dan atau kesimpangsiuran dalam tindakan.
Dengan adanya koordinasi yang baik memungkinkan semua bagian atau personel bekerja sama saling membantu ke arah satu tujuan yang telah ditetapkan seperti kerja sama antara urusan kurukulum dan pengajaran dengan guru-guru.
  1. Melaksanakan Pengelolaan Kepegawaian
Tugas-tugas yang menyangkut pengelolaan kepegawaian in sebagian besar dikerjakan oleh bagian tata usaha sekolah seperti pengusulan guru dan atau pegawai baru, kenaikan pangkat guru-guru dan pegawai sekolah, dan sebagainya. Kepala sekolah hendaknya memperhatikan kesesuaian antara beban dan jenis tugas dan kondisi serta kemapuan pelaksaannya, seperti antara lain:
a)      Jenis kelamin ( pria/wanita),
b)      Kesehatan fisik (kuat-tidak kuatnya melakukan pekerjaan itu),
c)      Latar belakang pendidikan atau ijazah yang dimiliki,
d)     Kemampuan dan pengalam kerja,
e)      Bakat, minat, dan hobi.
Hal lain yang termasuk kegiatan pengeloaan kepegawaian ialah maslah kesejahteraan personel, yang bukan sekedar kesejahteraan yang berupa materi atau uang, tetapi juga kesejahteraan yang bersifat jasmani dan rohani, yang dapat mendorong para personel sekolah bekerja lebih giat dan bergairah.

B.     Fungsi-fungsi Pokok Operasional Sekolah
Ben M. Harris di dalam bukunya, Supervisory Behavior in Education mengemukakan adanya lima fungsi pokok pengoperasian sekolah yang harus diketahui dan menjadi tanggung jawab kepala sekolah, yaitu:
  1. Fungsi manajemen
  2. Fungsi administrasi umum
  3. Fungsi pengawasan atau supervise
  4. Fungsi pengajaran, dan
  5. Fungsi pelayanan khusus
Administrasi umum merupakan kegiatan administrasi yang melayani atau mencakup keempat fungsi yang lain, yaitu fungsi manajemen , fungsi supervise, fungsi pengajaran, dan fungsi pelayanan khusus. Sedangkan keempat fungsi yang disebut merupakan kegiatan yang pada akhirnya diarahkan untuk mencapai terselenggaranya proses pengajaran atau proses belajar mengajar sehingga tercapai hasil belajar atau tujuan pendidikan dengan baik.[2]

C.    Kepala Sekolah sebagai Supervisor
1.      Tugas dan Tanggung Jawab yang Harus Dilaksanakan
a)      Membantu staf menyusun program dalam rangka “pupils growth”, yaitu:
ü  Membantu mereka memilih program pendidikan yang sesuai dan dibutuhkan oleh murid-muridnya pada tingkatan perkembangan tertentu;
ü  Membantu mengembangkan kesanggupan mengobservasi dan kesanggupan lainnya yang diperlukan oleh guru untuk memperoleh data dari murid;
ü  Membantu guru untuk menyadari, bahwa perbedaan antar murid merupakan hal yang wajar, dan oleh sebab itu tiap murid perlu mendapat perhatian dan perlakuan yang cukup;
ü  Membantu utnuk selalu menyadari bahwa murid belajar disebabkan adanya kebutuhan (need), dan pelajaran yang diberikan kepadanya tidak akan diterimanya dengan baik, jika tidak sesuai dengan “need” itu;
ü  Membantu guru mengembangkan kecakapnnya untuk mengatahui “need” murid itu, dan jika perlu untuk dapat menimbulkannya.
b)      Membantu stafnya mempertinggi kecakapan dan ketrampilannya mengajar:
ü  Mengadakan kunjungan kelas secara teratur dan berencana;
ü  Membuat catatan tentang kunjungan itu yang kemudian dijadikan bahan pembicaraan dalam pertemuan (rapat);
ü  Menyarankan kepada guru penggunaan metode dan alat pelajaran yang lebih produktif dan progresif;
ü  Mengadakan rapat sekolah secara teratur yang ditujukan kepada pemecahan masalah proses belajar mengajar;
ü  Mencarikan bantuan ahli (konsultan, resource person/ nara sumber) untuk hal-hal yang kiranya kurang  dikuasai.
c)      Mengadakan evaluasi secara kontinu tentang kesanggupan stafnya dan tentang kemajuan program pendidikan pada umumnya:
ü  Semua data mengenai kunjungan kelas, rapat, dikumpulkan secara teratur untuk kemudian digunakan sebagai data evaluasi;
ü  Menyusun rencana evaluasi setiap tahun ajaran;
ü  Menambah data evaluasi dengan menggunakan teknik pengumpulan data yang dapat dilaksanakan di sekolah, baik dari staf maupun dari murid;
ü  Pada waktu tertentu dan teratur mengadakan pertemuan dengan stafnya secara perorangan atau seluruh staf, utnuk membicarakan bersama hasil pengumpulan data itu secara evaluative;
ü  Mendorong dan membantu anggotastafnya untuk mengadakan “self-evaluaton”, usaha mengevaluasi diri sendiri.
Yang sangat penting dalam pelaksanaan tugas kepala sekolah sebagai supervisor ialah usaha untuk meningkatkan mutu stafnya. Hal ini hanya dapat dilaksanakan dengan baik, jika kepala sekolah sendiri memiliki kemauan dan kemampuan untuk meningkatkan diri sendiri. Sebagai pemimpin dan pendidik ia tidaka kan berhasil dalam usahanya, jika sikap dan tingkah laku yang dianjurkan kepada yang dipimpinnya tidak terdapat pada dirinya.[3]
2.      Prinsip-prinsip dan Faktor-faktor yang Mempengaruhinya
Moh. Rifai, M.A., untuk menjalankan tindakan-tindakan supervise sebaik-baiknya kepala sekolah hendaklah memperhatikan prinsip-prinsip berikut:
a.       Supervisi hendaknya bersifat konstruktif dan kreatif, yaitu pada hal yang dibimbing dan diawasi harus dapat menimbulkan dorongan untuk bekerja.
b.      Supervisi harus didasarkan atas keadaan dan kenyataan yang sebenarnya (realistis, mudah dilaksanakan)
c.       Supervisi harus sederhana dan informal dalam pelaksanaannya.
d.      Supervisi harus dapat memberikan perasaan aman pada guru dan pegawai sekolah yang disupervisi
e.       Supervisi harus berdasarkan atas hubungan professional, bukan atas hubungan pribadi
f.       Supervisi harus selalu memperhitungkan kesanggupan, sikap, dan mungkin prasangka guru dan pegawai sekolah.
g.      Supervisi tidak bersifat mendesak (otoriter) karena dapat menimbulkan perasaan gelisah atau bahkan antipasti dari guru-guru.
h.      Supervisi tidak boleh didasarkan atas kekuasaan pangkat, kedudukan, atau kekuasaan pribadi.
i.        Supervisi tidak boleh bersifat mencari-cari kesalahan dan kekurangan.
j.        Supervisi hendaknya juga bersifat preventif, korektif, dan kooperatif. Preventif berarti berusaha mencegah jangan sampai timbul hal-hal yang negative; mengusahakan/memenuhi syarat-syarat sebelum terjadinya sesuatu yang tidak diharapkan. Koreksi berarti memperbaiki kesalahan-kesalahan yang telah diperbuat. Kooperatif berarti bahwa mencari-cari kesalahan atau kekurangan dan usaha memperbaikinya dilakukan bersama oleh supervisor dan orang-orang yang diawasi.
3.      Fungsi Kepala Sekolah sebagai Supervisor Pengajaran
a.       Membangkitkan dan merangsang guru-guru dan pegawai sekolah di dalam menjalankan tugasnya masing-masing dengan sebaik-baiknya.
b.      Berusaha mengadakan dan melengkapi alat-alat perlengkapan sekolah termasuk media instruksional yang diperlukan bagi kelancaran dan keberhasilan proses belajar-mengajar.
c.       Bersama guru-guru berusaha mengembangkan, mencari dan menggunakan metode-metode mengajar yang lebih sesuai dengan tuntutan kurikulum yang sedang berlaku.
d.      Membina kerja sama yang baik dan harmonis di antara guru-guru dan pegawai sekolah lainnya.
e.       Berusaha mempertinggi mutu dan pengetahuan guru-guru dan pegawai sekolah, antara lain dengan mengadakan diskusi-diskusi kelompok, menyediakan perpustakaan sekolah, dan atau mengirim mereka untuk mengikuti penataran-penataran,seminar, sesuai dengan bidangnya masing-masing.
f.       Membina hubungan kerja sama antara sekolah dengan BP3 atau POMG dan instansi-instansi lain dalam rangka peningkatan mutu pendidikan para siswa.
4.      Teknik-teknik Supervisi
Teknik-teknik oleh supervisor dalam supervise pendidikan dapat dilakukan dengan berbagai cara untuk mencapai tujuan secara nyata, teknik supervise secara garis besar dapat digolongkan menjadi dua cara:[4]
a.       Teknik perseorangan, yaitu supervise dilakukan secara perseorangan. Kegiatan yang dilakukan ialah:
1)      Mengadakan kunjungan kelas
Mengadakan kunjungan kelas yaitu kunjungan sewaktu-waktu yang dilakukan oleh supervisor untuk melihat atau mengamati guru yang sedang mengajar. Tujuannya adalah untuk menilai kekurangan atau kelebihan yang perlu diperbaiki. Setelah kunjungan kelasselesai selanjutnya diadakan diskusi empat mata antara supervisor dengan guru yang bersangkutan untuk saling mengajukan pendapat dan bertukar pikiran.
2)      Mengadakan kunjungan observasi
Mengadakan kunjungan observasi dapat dilakukandi sekolah sendiri atau dengan mengadakan kunjungan ke sekolah lain. Guru-guru di suatu sekolah sengaja ditugaskan untuk melihat/mengamati seorang guru yang sedang mendemonstrasikan cara-caramengajar suatu mata pelajaran tertentu. Misalnya cara menggunakan alat atau media yang baru, seperti audio-visual aids.
3)      Membimbing guru tentang cara-cara mempelajari pribadi siswa dan atau mengatasi problema yang dialami siswa.
Banyak masalah yang dialami guru dlaam mengatasi kesulitan belajar siswa. Misalnya siswa yang lamban dalam belajar, mengalami perasaan rendah diri dan kurang dapat bergaul dengan teman-temannya. Harus disadari bahwa guru kelas atau wali kelas adalah pembimbing utama. Oleh karena itu peranan supervisor, terutama kepala sekolah , dalam hal ini sangat diperlukan.
4)      Membimbing guru dalam hal-hal yang berhubungan dengan pelaksanaan kurikulum sekolah, antara lain:
a)      Menyusun catur wulan atau program semester
b)      Menyusun atau membuat program satuan pelajaran
c)      Mengorganisasi kegiatan-kegiatan pengelolaan kelas
d)     Melaksanakan teknik-teknik evaluasi pengajaran
e)      Menggunakan media dan sumber dalamproses belajar mengajar
f)       Mengorganisasi kegiatan siswa dalam bidang ekstrakurikuler, study tour,dan sebagainya.
b.      Teknik kelompok
1)      Mengadakan perteman atau rapat
Berbagai hal dapat dijadikan bahan dalam rapat yang diadakan dalam rangka kegiatan supervise seperti hal-hal yang berhubungan dengan pelaksanaan dan pengembangan kurikulum.
2)      Mengadakan diskusi kelompok
Dapat dilakukan dengan cara membentuk kelompok suru bidang studi sejenis, untuk SD dapat membentuk sesuai dengan minat guru pada mata pelajaran tertentu yang selanjutnya membentuk program untuk mengadakan ertemuan guna membicarakan hal yang berhubungan dengan usaha pengembangan proses belajar mengajar. Kepala sekolah dapat memberikan pengerahan, bimbingan, ataupun saran.

3)      Mengadakan penataran-penataran
Tugas kepala sekolah adalah membimbing pelaksanaan tindak lanjt (follow-up) dari hasil penataran, agar dapat dipraktekan oleh guru-guru. Misalnya mengadakan penataran untuk guru bidang tertentu.
5.      Pembagian Tugas Pekerjaan Kepada Guru[5]
a.       Sistem penempatan guru dalam kelas
1)      Sistem guru kelas
2)      Sistem guru bidang studi
3)      Sistem campuran
b.      Cara memilih dan menempatkan guru dalam kelas
1)      Penempatan guru SD
2)      Penempatan guru SMP/SMA




BAB III
PENUTUP

A.    Kesimpulan 
Kepala sekolah sebagai administrator pendidikan bertanggung jawab terhadap kelancaran pelaksanaan pendidikan dan pengajaran di sekolahnya. Oleh karena itu untuk dapat melaksanakan tugasnya dengan baik, kepala sekolah hendaknya memahami, menguasai, dan mampu melaksakan kegiatan-kegiatan yang berkenaan dengan fungsinya sebagai administrator pendidikan.
Fungsi kepala sekolah sebagai supervisor memiliki pembagian tugas dan tanggungjawab, prinsip dan faktor yang mempengaruhinya, serta teknik-teknik supervise.


DAFTAR PUSTAKA

Purwanto, M. Ngalim. 1897. Administrasi dan Supervisi Pendidikan. Bandung: Remaja                             Rosdakarya. . 

Rifai, M. Moh. 1986. Administrasi dan Supervisi Pendidikan. Edisi ke-3. Bandung: Jemmars.



[1] Drs. M. Ngalim Purwanto, MP., Administrasi dan Supervisi Pendidikan, 1897, Bandung: Remaja Rosdakarya, hlm. 106.  
[2] Drs. M. Ngalim Purwanto, Ibid, hlm. 113-114. 
[3] M. Moh. Rifai. M.A, Administrasi dan Supervisi Pendidikan, 1986, edisi ke-3, Bandung: Jemmars, hlm. 161-162.
[4] Drs. M. Ngalim Purwanto, Op.Cit, hlm. 120-122.
[5] Drs. M. Ngalim Purwanto, Ibid, hlm. 123-127.
Share:

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Sample Text

Lorem ipsum dolor sit amet, consectetur adipisicing elit, sed do eiusmod tempor incididunt ut labore et dolore magna aliqua.

Ut enim ad minim veniam, quis nostrud exercitation test link ullamco laboris nisi ut aliquip ex ea commodo consequat.

Contact Us

Nama

Email *

Pesan *